Pagi yang hangat di Ulee Lheue, Banda Aceh, Prita bersiap memulai hari sebagai pemandu wisata. Namun di sela menyiapkan tur, ada misi personal yang tak kalah seru: meracik riset pola perilaku pemain pada dua permainan populer, Wild West Gold dan Dragon Legend, dengan tujuan mempersiapkan dana kurban serta memahami implikasi ekonomi bagi pariwisata lokal.
Memulai Riset di Atas Perahu Tradisional
Sambil mendayung perahu wisata menjelajahi tepi pantai, Prita menyalakan ponselnya untuk mencatat waktu terbaik kedua permainan ini. Ia memperhatikan momen ketika pemain lebih antusias pada Wild West Gold—biasanya saat suasana santai setelah sesi wisata pagi berakhir.
Sementara itu, Dragon Legend dipilih karena sensasinya yang mengangkat tema naga dan keberuntungan. Ia mencatat kapan fitur naga aktif dan bagaimana pemain merespons lonjakan itu.
Data pertama dikumpulkan sambil melaut, membuat riset Prita terasa menyatu dengan keseharian sebagai pemandu wisata.
Mengamati Pola Interaksi Pemain
Di setiap sesi, Prita mencatat jumlah putaran, durasi, dan reaksi pemain—apakah mereka tertawa, bergumam, atau berhenti sejenak. Ia juga mencatat komentar singkat dari turis tentang pengalaman mereka mencoba kedua permainan.
Komentar-komentar ini menjadi data kualitatif: misalnya, “saya suka bonus liar di Wild West Gold” atau “Dragon Legend membuat saya penasaran dengan simbol naga.”
Dengan begitu, Prita tidak hanya melihat angka, tapi juga sentimen yang bisa memengaruhi perilaku ekonomi wisatawan.
Dampak Dana Kurban Terhadap Ekonomi Lokal
Prita memproyeksikan jika riset ini menghasilkan dana sekitar Rp 15 juta, sebagian akan dialokasikan untuk kurban, sedangkan sisanya dapat mendukung perekonomian setempat—seperti membeli bahan baku makanan khas Banda Aceh untuk para wisatawan.
Ia mencatat bagaimana tambahan dana kurban berdampak pada pembelian lokal: pedagang sate matang, penjual kopi Aceh, hingga suplai oleh-oleh.
Hasil awal menunjukkan potensi multiplier effect: setiap rupiah yang dikumpulkan untuk kurban bisa menggandakan dampaknya pada ekonomi pariwisata.
Strategi Riset dan Pengelolaan Waktu
Dalam jadwal padat, Prita membagi waktu riset: pagi setelah briefing turis dan sore saat kembali ke dermaga. Ia menetapkan batas sesi: maksimal 15 menit per permainan agar tidak mengganggu layanan wisata.
Setiap sesi diakhiri dengan catatan singkat di aplikasi memo, lalu ia kembali fokus menyambut turis selanjutnya.
Prinsip “riset sambil kerja” ini membuat Prita bisa konsisten tanpa mengorbankan profesionalismenya.
Kebiasaan Unik dan Metode Dokumentasi
Prita punya kebiasaan menulis di notebook kecil bergambar kapal tradisional. Setiap halaman diwarnai dengan sketsa pemandangan laut dan simbol dari kedua permainan.
Ia juga merekam suara ambient turis tertawa atau bereaksi saat main, sebagai suara latar untuk analisis mood pemain.
Dengan kombinasi catatan visual, audio, dan angka, risetnya menjadi lebih kaya dan beragam.
Hasil Awal dan Proyeksi Dana Kurban
Setelah dua minggu, Prita mencatat total potensi keuntungan sekitar Rp 10 juta. Jika tren ini stabil, dalam sebulan ia bisa mendekati target dana kurban Rp 20 juta, sambil terus mengkaji implikasi ekonomi pada pariwisata.
Ia membuat proyeksi sederhana di spreadsheet: perbandingan potensi di Wild West Gold vs Dragon Legend, serta estimasi kontribusi ke warung-warung lokal.
Angka-angka ini kemudian dibagikan di forum pemandu wisata Banda Aceh untuk menggugah ide kolaborasi riset serupa.
Refleksi Akhir dan Pesan Inspiratif
Di akhir penelitian, Prita menyadari bahwa memadukan peran sebagai pemandu wisata dan peneliti membuka perspektif baru tentang ekonomi pariwisata. Ia menegaskan: “Inovasi tumbuh dari rasa ingin tahu, dan riset sederhana bisa berdampak luas.”
Pesan universalnya: setiap profesi memiliki ruang untuk kreativitas dan kontribusi sosial—bahkan melalui riset pola permainan daring.
Dengan dana kurban yang semakin terencana, Prita membuktikan bahwa pendekatan kreatif dapat memperkaya kesejahteraan diri dan komunitas.
*Jasa Pengiriman
Verified by
Follow Us
Bonus